Persaingan teknologi militer global kini semakin memanas, terutama antara dua kekuatan besar dunia: Amerika Serikat dan China. Dalam beberapa tahun terakhir, China gencar mengembangkan teknologi pertahanan canggih, termasuk dalam sektor penerbangan militer. Salah satu gebrakan terbarunya adalah pengembangan jet tempur generasi terbaru yang dirancang untuk menyaingi dominasi Amerika di langit.
Jet tempur ini disebut-sebut sebagai pesaing langsung dari F-22 Raptor dan F-35 Lightning II milik Amerika Serikat, dua jet tempur siluman tercanggih yang selama ini menjadi andalan Pentagon.
đŠī¸ Jet Tempur Siluman Generasi Terbaru
China melalui perusahaan pertahanan Chengdu Aircraft Industry Group dan Aviation Industry Corporation of China (AVIC), memperkenalkan pengembangan jet tempur china generasi keenam yang saat ini masih dikenal dengan kode internal J-XX. Jet ini diproyeksikan menjadi penerus dari J-20 Mighty Dragon, pesawat tempur siluman generasi kelima yang telah dioperasikan sejak 2017.
Jet baru ini disebut-sebut akan memiliki fitur-fitur mutakhir seperti:
-
Teknologi stealth (anti-radar) yang ditingkatkan
-
Kecepatan supersonik dan manuver ekstrem
-
Kemampuan pengendalian lewat kecerdasan buatan (AI)
-
Sensor canggih dengan jangkauan luas
-
Kemampuan untuk operasi tanpa pilot (unmanned mode)
Jet ini dirancang tidak hanya untuk mendominasi pertempuran udara, tetapi juga untuk melakukan serangan strategis jarak jauh dan misi pengintaian elektronik.
đ Menyaingi F-35 dan F-22
Amerika Serikat selama ini dikenal sebagai pemimpin dalam teknologi jet tempur siluman dengan keberhasilan F-22 dan F-35. Namun, China dengan cepat mengejar ketertinggalannya. Kehadiran J-20 menjadi simbol bahwa dominasi udara Amerika mulai mendapat tantangan serius dari Timur.
Jika jet tempur baru ini terealisasi sesuai rencana, maka bisa menjadi penantang utama F-35 dalam operasi lintas wilayah. Lebih dari itu, kemampuannya untuk beroperasi di lingkungan peperangan elektronik membuatnya cocok untuk misi di wilayah-wilayah sensitif seperti Laut China Selatan atau Taiwan.
đ°ī¸ Didukung Satelit dan AI
Jet tempur baru China juga akan mengandalkan ekosistem teknologi tempur modern, termasuk koneksi dengan satelit militer, drone pendukung, hingga jaringan komunikasi berbasis AI. Ini memungkinkan satu jet untuk berbagi informasi secara real-time dengan unit tempur lain di udara maupun darat.
Kemampuan seperti ini sebelumnya menjadi keunggulan F-35 dalam “network-centric warfare”. Kini, China mencoba meniru bahkan melampaui dengan sistem yang lebih efisien dan terintegrasi.
đ Dampak Terhadap Keseimbangan Militer Global
Kehadiran jet tempur generasi baru China tentu saja akan mengguncang situs rajazeus keseimbangan kekuatan udara global. Negara-negara sekutu Amerika, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia, tentu akan mencermati perkembangan ini dengan serius. Tak menutup kemungkinan, akan terjadi perlombaan senjata baru di kawasan Asia Pasifik.
Selain itu, ini juga menjadi sinyal kuat bahwa China bukan hanya fokus di sektor ekonomi dan teknologi sipil, tetapi juga tengah membangun dominasi militer secara global.
BACA JUGA:Â Â Black Box: Rahasia di Balik Kotak Hitam yang Menyelamatkan Investigasi Penerbangan